Unknown

Unknown

Unknown



Unknown

Unknown

Unknown

hy guys, sudah lama nih nga' nge-Blog..Kemaren kita baru aja maen ketempat bersejarah yang seger banget, lokasinya berada di Desa Desak, Kec Lumbang, Probolinggo, Jawa Timur. ya..Madakaripua adalah Air terjun yang menyimpan sejarah mengenai Perang Bubat dan Patih Gajahmada(Air Terjun Madakaripura merupakan tempat kediaman terakhir salah satu jendral besar dalam sejarah kerajaan di Indonesia, Mahapatih Gajah Mada), yang mau baca sejarahnya dibawah ini, yang g mau boleh di skip.

Perang Bubat

Berbicara sejarah Madakaripura tidak akan jauh dari Perang Bubat. Perang antara kerajaan Sunda Galuh dan Majapahit ini menjadi penyebab utama dipecatnya Gajah Mada dari jabatan Mahapatih (sekarang sama dengan perdana menteri). Setelah pemecatan tersebut Gajah Mada memutuskan untuk mengasingkan diri di Madakaripura.

Sekitar tahun 1364 raja Majapahit, Hayam Wuruk, berniat mempersunting putri kerajaan Sunda Galuh yang bernama Dyah Pitaloka Citraresmi. Selain untuk mencari permaisuri, keinginan meminang Dyah Pitaloka ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan 2 kerajaan. Untuk itu Hayam Wuruk mengirimkan Gajah Mada ke Sunda Galuh untuk melamar Dyah Pitaloka.

Lamaran Hayam Wuruk diterima. Pada hari yang telah ditentukan, Dyah Pitaloka berangkat ke Majapahit dengan menggunakan jalur laut. Pada perjalanan ini ikut serta raja Sunda Galuh (Prabu Linggabuana) dan permaisurinya, beberapa orang menteri, serta beberapa ratus prajurit pengawal kerajaan, pasukan Balamati. Total rombongan yang berangkat sekitar 200 kapal.

Kedatangan rombongan dari Sunda ini mengundang niat buruk dari salah satu senopati di pasukan Bhayangkara, pasukan elit yang dimiliki Mahapahit. Ketika rombongan Linggabuana sampai di Lapangan/Pasanggrahan Bubat (alun-alun Majapahit), senopati tersebut menghentikan rombongan dengan alasan Hayam Wuruk masih mengadakan persiapan pernikahan dan Gajah Mada masih bersemedi di kediamannya. Lebih lanjut, senopati tersebut menuntut agar pernikahan ini tidak dijadikan pernikahan antara 2 kerajaan yang berdaulat, tetapi sebagai pertanda bergabungnya Sunda Galuh kepada kerajaan yang lebih besar (saat itu Majapahit menguasai hampir seluruh kawasan nusantara). Dyah Pitaloka harus dianggap sebagai persembahan tanda takluk dan bergabungnya Sunda Galuh kepada Majapahit (versi sejarah lain menyatakan bahwa senopati ini adalah utusan resmi Gajah Mada).

Linggabuana sangat geram dengan perbuatan senopati ini. Apa yang telah dilakukan senopati tersebut merupakan penghinaan bagi dirinya dan seluruh kerajaan Sunda Galuh. Meskipun wilayah Sunda Galuh lebih kecil (meliputi Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah), tapi kerajaan itu tetap memiliki kedaulatan penuh. Terlebih lagi Linggabuana datang ke Majapahit untuk memenuhi lamaran Hayam Wuruk.



Untuk memasuki Madakaripura kita harus melewati pedesaan dengan jalan menanjak beraspal yang lebarnya kurang lebih 3m, kental sekali nuansa pedesaannya, beberapa masyarakat mencari nafkah dengan membudidayakan lebah penghasil madu untuk menyambung hidup, cukup seru ketika melihat kotak-kotak berisi lebah ada dipinggir jalan yang mereka gunakan untuk mengambil madunya, bagi anda yang suka madu boleh coba deh tapi jangan lupa bayar ya.... bukan hanya lebah, mereka juga menanam jagung di sawah-sawah mereka, sebagian jagung ada yang digantung dan dijemur bergantungan dipinggir jalan, belum tau sih buat apa???

Setelah sampai dipintu masuk anda harus membayar Rp.3000/orang, setelah itu anda masih harus menempuh perjalanan kurang lebih 5km untuk sampai di parkiran Madakaripua.
Jalannya juga masih menanjak, tapi saya jamin anda akan senang, pemandangan bukit dan tebing disekitar membuat anda kagum kagum, buat yang narsis boleh turun dari motor atau mobil untuk sekedar foto2.



Nyampe juga nih akhirnya motor kami di parkiran(Rp3000 untuk motor g tau kalo mobil), disini anda bisa beristirahat sejenak untuk makan dan minum terlebih dahulu atau buang air kecil. Ada kopi, teh, bakso, mie goreng, nasi campur, nasi pecel, Dll. selanjutnya anda bisa meyewa jasa tour guide untuk melanjutkan perjalan yang mana anda harus berjalan menyusuri sungai dan jalan setapak kurang lebih 1,5 kilo untuk mencapai Air tejun utama, cukup jauh sih tapi perjalanan tidak akan terasa lelah karena pemandangan bebatuan kali dan tebing di kanan kiri yang disuguhkan sangat menyegarkan mata, gue jamin bray.

selama perjalan anda juga akan menjumpai warung-warung yang menyediakan makanan dan minuman hangat. Sebelum anda sampai di air terjun utama anda harus melewati air terjun juga yang ada 100m diatas kepala anda terbelih dahulu, ini menjadi seru karena anda harus basah basahan terlebih dahulu sebelum mencapai air terjun utama, yang ga mau basah2an bisa nyewa payung karena disana sudah ada orang2 yang siap menyediakan ojek payung untuk anda.
 Perjuangan anda belum berakhir anda harus menaiki bebatuan yang lebarnya cuma sejengkal dan tingginya 2 meter untuk mencapai air terjun utama itupun anda harus bergantian dengan banyak orang. Disinilah perjuangan anda akan dibayar oleh pemandangan air terjun utama yang sangat mengagumkan, sungguh penciptaan tuhan yang luar biasa. jika dibayangkan kita seperti berada dalam sebuah tabung raksasa ketika sepasang mata kita menyaksikan air yang turun dari ketinggian kurang lebih 200meter diatas kita..allahuakbar...jika anda tibak bisa renang jangan coba coba nyemplung di air yang tepat berada dibawah air terjun ini karena kedalamannya 7-8meter lho, kalau anda bisa renang sih g masalah, malah semakin seru.

Setelah tubuh basah semua dan anda kedinginan bolehlah anda pulang  menyusuri jalan yang sama seperti awalnya, di jalan pinggir sungai ini banyak juga kok warung2 yang meyediakan minuman dan makanan hangat seperti yang kita jumpai tadi, mampir aja deh jarang-jarang kan minum kopi dan makan camilan anget sambil kedinginan disuguhi pemandangan luar biasa lagi, arus air yang menyusuri bebatuan gunung yang berada dibawah kita akan membuat kopi yang kita minum semakin berkesan.
Buat yang mau mandi sudah disediakan kamar mandi untuk anda, tapi antri ya,,, ya namanya tempat umum. ketika kami antre untuk madi, kami berbincang2 dengan salah satu warga yang berkerja sebagai tukang ojek payung,"diparkiran kalau malam satu suro dulunya ada Dangdutan mas, tapi beberapa tahun terakhir kami ganti dengan budaya Tayuban kalo orang jawa sih bilang Gamelan, karena dulu pas tahun 1994 ada 12 wisatawan maen kesini, tapi kondisi langit sangat gelap dan sepertinya akan terjadi hujan lebat dan pos yang ada diatas air terrjun utama juga sudah melaporkan jika kondisi sangat bahayadan  para pemandu disini sudah melarang mereka meneruskan perjalanan ke air terjun utama karena bahaya namun mereka bersi keras pergi ke air terjun utama malahan mereka bilang begini  mas Halah g masalah pak memangnya kenapa, meskipun kami mati disini emangnya kenapa ya sudah kami tidak bisa berbuat apa2 mas, akhirnya 7 orang yang tepat berada dibawah air terjun utama semuanya tewas tertimpa banjir besar yang membawa material kayu2 dan bebatuan danyang 5 selamat karena berada di kejauhan. Anehnya mas jasad mereka yang diketemukan masih mengenakan anting2 dan cincin lengkap tapi baju dan celananya tidak ada", ujar tukang ojek payung tersebut. Ya begitulah perjalanan kami di Madakaripura...sampai jumpa bro di perjalanan kami berikutnya,,,,,